Category: Uncategorized

Mujur Group Syukuran Sertifikasi PEFC/IFCC

Analisadaily.com, Medan – Dua perusahaan besar bidang perkayuan, yakni PT Gunung Raya Utama Timber Industries (PT.Gruti) dan PT Mujur Timber yang bernaung dalam Mujur Group menerima sertifikasi Proframme For the Endorsement of Forest Sertification (PEFC) atau sistem sertifikasi hutan terkemuka di dunia dan mitranya di Indonesia IFCC (Indonesian Forestry Certification).

Sertifikasi pengelolaan hutan berkelanjutan kepada Mujur Group itu diterbitkan PT Beureau Veritas Indonesia.

“Mujur group merasa senang dan bangga bisa menerima dua sertifikat sekaligus jawaban dan jaminan kepercayaan publik terhadap pengelolaan hutan secara berkelanjutan,” kata Washington Pane Direktur PT Gruti pada acara penyerahan sertifikat sekaligus syukuran Mujur Group di Hotel Emerald Garden, Senin (27/2) malam.

Menurut Washington Perijinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH) PT Gruti memiliki konsesi areal seluas 106.930 Ha yang tersebar di beberapa wilayah di Sumut yakni Nias Selatan, Dairi,Pakpak Bharat, Samosir dan Humabahas.

Produksi kayu dalam bentuk logs ini selanjutnya disuplay ke industri kayu group yaitu PT Mujur Timber di Sibolga.

“Sertifikat ini diberikan karena dalam pengelolaan hutan yang kami lakukan tetap mengikuti aturan dan ketentuan yang diberlakukan dengan sistim silvikultur dan tata kelola yang diwajibkan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan,” katanya.

Washington menambahkan, bahwa sertifikat PEFC/IFCC ini melengkapi sertifikat yang sebelumnya sudah diperoleh perusahaan itu yakni VLK (Verifikasi Legalitas Kayu) dan Sertifikat PHPL (Pengelolaan Hutan Produksi Lestari).

“Jadi segala macam tudingan dan anggapan Mujur Group sebagai salah satu perusahaan perambah hutan ikut terbantahkan dengan keluarnya penghargaan ini,” ujar Washington.

Direktur Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hasil Hutan (PBPH) PT Mujur Timber Yansen Ali menyatakan optimistis perusahaan yang berdiri sejak 30 tahun dan beroperasi di Kota Sibolga itu, semakin mengembangkan sayap bahkan terus melaju menembus pasar global.

“Kita optimis terus melaju menembus pasar Eropa dan Amerika, apalagi persyaratan yang cukup ketat serta komitmen untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan telah mendapat penilaian melalui sertifikat yang diberikan,” ucap Yansen usai menerima sertifikat yang langsung diberikan Pimpinan Bureau Veritas Indonesia, Christopher Lee Murray .

Selama ini pasar ekspor Mujur Timber telah ‘berlayar’ hingga Asia Pasifik di antaranya Cina, Korea Selatan, India serta New Zealand.

Sementara Ketua Komda Sumut Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) , Simon Sidabukke menyampaikan apresiasi dan ucapan selamat kepada jajaran direksi PT Gruti dan Mujur Timber yang telah berhasil memperoleh sertifikat IFCC dan PEFC.

Simon yang membacakan sambutan ketua APHI Pusat mengungkap bahwa saat ini semakin banyak pemegang PBPH yang berupaya menuju pengelolaan hutan lestari.

Hal itu ditunjukkan dengan peningkatan capaian perolehan sertifikat mandatory dan voluntary.

Tahun 2022 kata dia, sebanyak 177 PBPH Hutan Alam dan 128 PBPH Hutan Tanaman telah memperoleh sertifikat PHL skema mandatory.

Berdasarkan data pemegang sertifikat pengelolaan lestari IFCC update sampai dengan 23 Pebruari 2023 bahwa jumlah total pemegang sertifikat pengelolaan hutan lestari IFCC-PEFC sebanyak 77 PBPH dengan total luas , 4,1 juta ha.

Menurutnya anggota APHI mendominasi dari jumlah keseluruhan penerima sertifikat IFCC tersebut. Sebanyak 74 PBPH (73 PBPH-HTI dan 1 PBPH -RE) telah bergabung dalam skema IFCC-PEFC).

“Adapun informasi produk yang saat ini tersertifikasi masih didominasi oleh jenis produk roundwood (pulpwood),” katanya.

Lebih lanjut Simon menyampaikan peningkatan kinerja tersebut didasarkan pada kesadaran bahwa perolehan sertifikat pengelolaan hutan lestari merupakan upaya untuk menunjukkan pengelolaan sumber daya hutan yang baik sekaligus pintu masuk dalam mencipatakan peluang pasar bagi produksi hasil hutan.

Hadir pada acara penyerahan sertifikat dan syukuran PT Mujur Group yakni Ketua Umum APKINDO, Eddy Husodo, mewakili Dinas Kehutanan Sumut dan Dinas Lingkungan Hidup, serta jajaran Direksi Mujur Group yakni, Arsyad Lies, Rusmin Ali, Kendrik Ali dan Irwan Mulyadi.

Sumber: https://analisadaily.com/berita/baca/2023/02/28/1039323/mujur-group-syukuran-sertifikasi-pefc-ifcc/

Raih Sertifikat PEFC dan IFCC, Mujur Group Siap Tembus Pasar Global

Mujur Grup melalui PT Gunung Raya Utama Timber Industries (PT GRUTI) dan PT Mujur Timber menerima sertifikat PEFC (Programme for the Endorsement of Forest Certification) dan IFCC (Indonesian Forestry Certification Cooperation).

Mujur Group pun memproklamirkan jadi PBPH (Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan) hutan alam pertama di Indonesia, yang meraih sertifikat yang diterbitkan PT Bureau Veritas Indoensia.

Direktur Operasional PT Mujur Timber, Yansen Ali mengatakan dengan sertifikat ini, Mujur Group akan lebih luas menjangkau pasar global. Soalnya, sertifikat itu penting untuk menjawab kepercayaan buyer (pembeli) soal produk yang legal dan tak menjadi bagian dari deforestasi.

“Kami sudah ke pasar Eropa. Di sana regulasinya paling ketat dan sebenarnya sangat baik secara keseluruhan untuk bisnis kita. Produk Plywood kami ke depan harus go green. Bukan soal kualitas maupun harga, juga memikirkan keberlangsungan kami. Itu yang diharap buyer kami,” kata Yansen pada acara pemberian sertifikat dan syukuran, di Hotel Emerald Garden, Senin (27/2/2023) malam.

Dampak positifnya langsung hadir dengan peningkatan permintaan untuk ekspor. Hal ini mungkin terus berkembang.

“Kalau untuk awal kami memperkirakan dalam volume ekspor bertambah 30 persen. Eropa sangat menyambut. Dari beberapa tahun lalu sudah banyak yang menanyakan apakah kita dapat sertifikat PEFC ini. Orderan itu sudah kelihatan, tapi bisa meningkat lagi. Ke depan dari Eropa mereka mau produk plywood atau kayu itu berserifikat. Jadi jelas legalitasnya, dan sumber bahan bakunya. Melalui sertifikat dan audit tahunan ini mereka mau pastikan,” katanya.

Sementara itu, Direktur PT Gruti, Washington Pane mengatakan, sertifikat PEFC/IFCC ini melengkapi prestasi sebelumnya yang sudah diperoleh perusahaan seperti VLK (Verifikasi Legalitas Kayu) dan Sertifikat PHPL (Pengelolaan Hutan Produksi Lestari).
“Ini menjadikan segala macam tudingan dan anggapan Mujur Group sebagai salah satu perusahaan perambah hutan ikut terbantahkan dengan keluarnya penghargaan tersebut,” katanya.
CEO Bureau Veritas Indonesia, Christoper Lee Muray yang hadir pada seremonial pemberian sertifikat itu mengatakan, Mujur Gruop menjadi perusahaan pertama di Sumatera yang menerima IFCC.
“Kami melihat pencapaian ini sebagai langkah positif lainnya dalam kemitraan jangka panjang kita bersama di negara yang indah ini,” katanya. (R17)

Sumber: https://www.hariansib.com/detail/Medan-Sekitarnya/Raih-Sertifikat-PEFC-dan-IFCC–Mujur-Group-Siap-Tembus-Pasar-Global/all

APHI apresiasi PT Gruti dan Mujur Timber peroleh sertifikat IFCC-PEPC

Medan (ANTARA) – Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) menyampaikan apresiasi kepada PT. Gunung Raya Utama Timber Industries (PT GRUTI) dan PT. Mujur Timber yang memperoleh sertifikat hutan berkelanjutan dari IFCC-PEFC.

Programme for the Endorsement of Forest Certification (PEFC), sistem sertifikasi hutan terkemuka di dunia dan mitranya di Indonesia yakni IFCC (Indonesian Forestry Certification Cooperation) (IFCC) memberikan sertifikasi hutan berkelanjutan PEFC kepada Mujur Group yang diberikan kepada PT.GRUTI.  Kedua sertifikat tersebut diterbitkan oleh PT Bureau Veritas Indonesia.

“APHI sebagai organisasi yang mewadahi para pemegang perizinan berusaha pemanfaatan hutan (PBPH) mengemban tugas dan tanggung jawab untuk membantu para anggotanya agar dapat mengelola hutan secara berkelanjutan, menguntungkan dan memenuhi syarat untuk memperoleh sertifikat pengelolaan hutan lestari, baik melalui skema mandatory maupun voluntary,” kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) melalui Ketua APHI Provinsi Sumut Simon H Sidabukke, di Medan, Senin malam.

Hal itu dikatakan Ketua Umum APHI, dalam sambutannya pada syukuran Mujur Group atas diperolehnya Sertifikat IFCC-PEFC.

Simon menyebutkan untuk mencapai tujuan tersebut dan sebagai implementasi garis besar kebijakan dan rencana strategis 2021 – 2026, APHI menjalin kerja sama dengan beberapa lembaga untuk mempromosikan standar pengelolaan sumber daya hutan yang berkelanjutan.

Selain itu, kata dia, juga membangun strategi dan sinergi dalam rangka memperluas pasar dan keberterimaan produk hasil hutan Indonesia.

“Salah satu kerja sama yang telah dibangun oleh APHI adalah dengan IFCC yaitu organisasi nirlaba yang bertujuan mendorong dan meningkatkan pengelolaan hutan lestari di Indonesia,” ucapnya.

Ia mengatakan melalui penerapan sertifikasi kehutanan yang memenuhi tolok ukur pengelolaan hutan lestari PEFC dengan ditandatanganinya hota kesepahaman antara APHI dan IFCC pada 14 September 2022 di Jakarta.

“Saat ini semakin banyak pemegang PBPH yang berupaya menuju pengelolaan hutan lestari, yang ditunjukkan dengan peningkatan capaian perolehan sertifikat mandatory dan voluntary. Pada tahun 2022 sebanyak 177 PBPH untuk hutan alam dan 128 PBPH hutan tanaman telah memperoleh sertifikat PHL skema mandatory,” kata Simon.

Pada acara tersebut dihadiri Country Chief Executive of Bureau Varitas Indonesia Christopher Lee Murray, Direktur PT GRUTI Washington Pane, dan Direktur PT Mujur Timber Yansen Ali.

Sumber: https://sumut.antaranews.com/berita/521133/aphi-apresiasi-pt-gruti-dan-mujur-timber-peroleh-sertifikat-ifcc-pepc

Bersama Bea Cukai Sibolga, PT Mujur Timber Lepas Ekspor Plywood

Sibolga, 14-06-2021 – Ekspor merupakan salah satu instrumen pendukung Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Bea Cukai Sibolga dalam menjalakankan perannya sebagai industrial assistance dan trade facilitator dalam rangka mendukung program PEN tersebut terus berupaya mendorong ekspor di masa pandemi Covid-19. Salah satu bentuk dukungan yang diberikan yaitu berupa izin pemuatan barang ekspor di luar kawasan pabean yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor.

Setelah sukses merealisasikan pelepasan ekspor perdana melalui Pelabuhan Sibolga pada Februari lalu, PT Mujur Timber bersama Bea Cukai Sibolga kembali merealisasikan ekspor meski di tengah pandemi Covid-19. PT Mujur Timber merupakan perusahaan penerima fasilitas kawasan berikat sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan nomor KM-97/WBC.02/2019 tentang Penetapan Tempat Sebagai Kawasan Berikat dan Pemberian Izin Pengusaha Kawasan Berikat kepada PT Mujur Timber.

Kepala Kantor Bea Cukai Sibolga, Ahmad Luthfi, menyampaikan bahwa pemuatan barang ekspor dilakukan di luar kawasan pabean. Hal ini dikarenakan pada daerah pengawasan Bea Cukai Sibolga belum terdapat kawasan pabean, serta karena draft kapal yang akan mengangkut barang ekspor PT Mujur Timber lebih besar dari kedalaman air di Pelabuhan Sibolga. Proses pemuatan barang ekspor berlangsung dengan baik dan lancar di bawah pengawasan petugas Bea Cukai Sibolga yang dilakukan di perairan sekitar Pulau Poncan.

Luthfi menjelaskan, komoditi yang diekspor berupa komoditas kayu lapis (plywood) sebanyak 2.041 crate dengan volume total 5.448,2839 m3. Nilai devisa ekspor yang diperoleh mencapai 2,8 juta USD atau setara dengan 41,23 miliar rupiah. Komoditi ekspor ini diangkut dengan tujuan Belanda dan Inggris. Pelepasan ekspor plywood yang berlangsung diatas kapal dilakukan secara simbolis oleh Bigar Atiyoso, Manager Produksi PT Mujur Timber Sibolga. Pelepasan secara simbolis ditandai dengan pelepasan balon dan pengangkatan crate plywood menggunakan crane ke atas kapal.

“Diharapkan ke depannya, para pelaku usaha di sekitar daerah pengawasan Bea Cukai Sibolga semakin termotivasi untuk melaksanakan ekspor agar produk dalam negeri dapat bersaing secara global. Dengan suksesnya kegiatan ekspor kali ini diharapkan juga menjadi momentum yang berkelanjutan dan menghasilkan ekspor yang terus meningkat demi mendukung program pemulihan ekonomi nasional yang menjadi fokus pemerintah saat ini,” pungkas Luthfi.

sumber : https://www.beacukai.go.id/berita/bersama-bea-cukai-sibolga-pt-mujur-timber-lepas-ekspor-plywood.html

Ekspor Perdana dari Pantai Barat Jadi “Milestone” Pelabuhan Sibolga

MEDAN, KOMPAS.com – Ekspor perdana komoditas kayu lapis atau plywood produksi Mujur Timber dilepas oleh Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah di Pelabuhan Indonesia 1 Cabang Sibolga.

Ekspor dengan volume 5.732 meter kubik senilai Rp 20 miliar ini dilepas dengan tujuan Antwerp, Belgia, dan Tilbury dan Inggris.

Ekspor menggunakan kapal MV Beautriumph berbendera Belanda dengan bobot 5.132 GT dan panjang 118,4 meter.

Musa mengapresiasi dan mendukung kegiatan ekspor pada Sabtu (13/2/2021) tersebut. Dia berharap berkelanjutan sehingga kawasan Pantai Barat Sumatera dapat mendukung pemulihan ekonomi nasional dan wilayah sekitarnya

“Kapal akan langsung ke Inggris dan Belgia, menghantarkan barang kita ke sejumlah negara sekaligus mempromosikan daerah asal barang yang diekspor,” kata Musa dalam keterangan tertulis, Minggu (14/2/2021).

Dia meminta daerah yang dekat dengan Pantai Barat seperti Aceh memanfaatkan Pelabuhan Sibolga.

Alasannya, ekspor barang ke berbagai negara lebih mudah, murah dan tenaga kerja yang terserap akan meningkat.

“Kondisi pelabuhan penumpang juga sudah sangat baik. Ke depan, kalau jumlah penumpang meningkat ukuran pelabuhan akan diperbesar,” ujar Musa.

General Manager Pelindo 1 Cabang Sibolga Muhammad Eriansyah menambahkan, ekspor perdana ini merupakan milestone Pelabuhan Sibolga karena menjadi momentum yang menandai kesiapan pelabuhan melaksanakan kegiatan bongkar muat internasional. 

Eriansyah berharap dukungan dari pemerintah daerah dan instansi terkait untuk selalu memacu dan merangsang para pengusaha lokal agar berlanjut melakukan ekspor komoditas dari wilayah Barat Pulau Sumatera ini.

Dia optimistis, sinergi yang baik mampu meningkatkan ekonomi masyarakat, sekaligus berkontribusi terhadap peningkatan ekspor nonmigas.

Hal ini secara langsung juga akan mendorong kinerja neraca perdagangan dan ekonomi nasional.

“Rampungnya pengembangan Pelabuhan Sibolga pada 2019, kinerja pelayanan kepelabuhanan terus menunjukkan peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitas,” imbuh Eriansyah.

Peningkatan trafik kunjungan kapal yang siginifikan terjadi, selama 2020 mencapai 850 call, naik 39 persen dibandingkan 2019 sebanyak 611 call.

Sama halnya dengan trafik bongkar muat peti kemas yang juga meningkat signifikan sebesar 38.4 persen menjadi 12,934 TEuS di 2020 yang sebelumnya sebesar 9,345 TEuS pada 2019.

Pelabuhan Sibolga memiliki dermaga multipurpose dengan panjang keseluruhan 153 meter dengan panjang tambatan 296 meter, mampu disandari empat kapal sekaligus.

Dilengkapi dengan lapangan penumpukan seluas 6.000 meter persegi yang dapat menampung peti kemas hingga 18.000 box per tahun atau 20.000 teus per tahun.

Untuk menunjang kualitas dan kecepatan pelayanan bongkar muat, pelabuhan juga didukung peralatan bongkar muat berupa 1 unit fix crane.

Menurut Eriansyah, ekspor barang perdana ini menjadi sejarah bagi Kota Sibolga dan Pelindo 1. Selama ini aktivias internasional hanya dilakukan di Pelabuhan Belawan. 

“Kami mengedepankan prinsip lebih cepat, lebih murah, lebih transparan dan lebih baik dalam kemasan dan tampilan. Semoga aktivitas laut di pantai barat dan timur akan sejajar dengan pelabuhan laut internasional lainnya sehingga aktivitas ekonomi tumbuh dengan cepat,” ucap Eriansyah. 

Kepala Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai dan Dukungan Teknis Ekspor Bea Cukai Sibolga Martua Afrido Sianturi mengatakan, kegiatan ekspor akan membantu pelaku usaha untuk tumbuh sekaligus menghasilkan devisa ekspor.

Selain itu juga dapat mengurangi defisit neraca perdagangan guna membantu meningkatkan perekonomian negara.

Martua bilang, sebanyak 2.130 crate plywood dengan volume 5.732 M3 dan berat netto 4.159.415 Kgm diekspor melalui Pelabuhan Sibolga.

Nilai devisa ekspor yang dihasilkan sebesar 3.089.616,95 dollar AS atau setara dengan Rp 43,22 miliar.

Dia mengharapkan ekspor perdana ini dapat mendorong ekportir daerah khususnya daerah dalam pengawasan KPPBC TMP C Sibolga melakukan ekspor agar produk dalam negeri dapat bersaing secara global.

“Menjadi momentum berkelanjutan dan menghasilkan ekspor yang terus meningkat. Tentunya butuh dukungan dari pemerintah daerah setempat,” tuntas Martua.

sumber : https://properti.kompas.com/read/2021/02/15/140000621/ekspor-perdana-dari-pantai-barat-jadi-milestone-pelabuhan-sibolga?page=3